Di masa kini, makanan ada dimana-mana dan
semakin berkembang salah satunya yaitu junk
food. Bicara masalah junk food,
pasti sudah tidak asing lagi di telinga para pembaca disini. Sekarang junk food atau makanan cepat saji
seperti mie instan, pizza, burger, fried chicken, dan sebagainya ada di tempat
manapun. Dalam health detik.com, junk food memiliki pengertian yaitu sekelompok
makanan yang minim gizi, vitamin dan mineral. Kelompok makanan ini umumnya juga
tinggi kalori dari lemak dan gula. Nah apakah pengertian ini sama dengan
pemikiran Anda mengenai junk food?
Sebagian orang tentu berfikir demikian,
tetapi kebanyakan orang tetap saja mengkonsumsi makanan cepat saji ini. Alasan
setiap orang berbeda-beda, salah satu alasannya adalah lebih enak rasanya dari
makanan lain sampai membuat ketagihan. Menurut kompas.com, kemudahan, kenyamanan, keterjangkauan dan rasa yang
membuat adiktif dari makanan cepat saji telah menarik begitu banyak orang.
Menurut jurnal milik Tri
Widodo yang berjudul “Respon Konsumen Terhadap Produk Makanan Instan” menyatakan bahwa junk food memiliki dampak positif dan
juga negatif. Dampak positifnya yaitu memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan,
kualitas makanan dan praktis. Sedangkan dampak negatifnya cukup banyak, tetapi
ada beberapa akibat yang kerap timbul pada orang yang sering mengkonsumsi junk food ini yaitu :
1.
Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
2.
Membuat Ketagihan
3.
Meningkatkan Berat Badan
4.
Meningkatkan Risiko Kanker
5.
Memicu Diabetes
6.
Memicu Tekanan Darah Tinggi
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan salah satu mahasiswa Kedokteran
UNDIP bernama G Virgianto AAP yang berjudul “Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas Pada
Remaja Usia 15-17 Tahun”, menekankan bahwa pengonsumsian makanan cepat saji
merupakan salah satu faktor terjadinya obesitas pada remaja. Faktor resiko
terjadi obesitas diakibatkan oleh berbagai hal yaitu :
1. Jumlah
kalori makanan cepat saji yang dikonsumsi (karena setiap junkfood memiliki
jumlah kalori yang berbeda-beda
2. Tingkat
akfitas fisik juga berkontribusi terhadap kejadian obesitas, terutama kebiasaan
duduk terus menerus, menonton televisi, penggunaan computer dan alat-alat
teknologi tinggi lainnya
3. Semakin
tinggi remaja berpandangan bahwa dia merasa gemuk, maka semakin rendah kejadian
obesitas. Remaja yang berpandangan bahwa dia gemuk, akan berusaha untuk
mengurangi intake makanannya agar dapat diperoleh bentuk tubuh yang
lebih baik. Hal ini mungkin disebabkan remaja masih sangat dipengaruhi oleh
penerimaan lingkungannya, terutama lingkungan sepermainannya
Setelah kita
melihat dampak positif dan negatif dari junk
food ternyata lebih banyak dampak negatifnya. Maka mulai dari sekarang, mari
kita bersama mengurangi pengonsumsian junk
food demi kesehatan kita sendiri. Bisa dengan memilah-milah makanan dan berolahraga.
AYO HIDUP SEHAT!
DAFTAR PUSTAKA
Tri Widodo. 2013. Jurnal “Respon Konsumen Terhadap Produk Makanan Instan”. Salatiga. Portal Garuda
G Virgianto AAP. 2006. Jurnal “Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Obesitas Pada
Remaja Usia 15-17 Tahun”. Semarang. Eprints Undip
https://health.detik.com/read/2016/06/28/113147/3243767/1410/junk-food-dan-fast-food-itu-tidak-sama-ini-bedanya diakses pada tanggal 1 November 2017 pukul 21.03
http://health.kompas.com/read/2016/03/22/071500923/Bahayanya.Makanan.Instan.dan.Cepat.Saji.bagi.Kesehatan
diakses pada tanggal 1 November 2017 pukul 22.37
nice info makasih yah kak
BalasHapusElever