Rasa
menjadi faktor utama masyarakat Indonesia membeli makanan cepat saji. Menurut
survei W&S Market Research, kaya rasa dan penyajian yang baik mendapat poin
60 persen terhadap 400 konsumen yang disurvei. Alasan kedua berkaitan
dengan kredibilitas merek yang diyakini masih berperanan penting terhadap
perilaku konsumen Indonesia. Sedangkan pertimbangan harga, berada di
urutan ketiga saat konsumen ingin membeli makanan.
Survei
yang dilakukan oleh W&S Market Research ini dilakukan di tiga negara pada
2015 dengan jumlah responden di Indonesia sebanyak 400 orang. Survei hanya
memotret tingkat kepopuleran merek makanan cepat saji khusus di wilayah DKI
Jakarta.
Faktanya
52% orang Jakarta menjadikan junk food sebagai alternatif sarapan mereka. Junk
food adalah makanan yang tidak memiliki nilai gizi yang cukup bagi tubuh. Menurut
survei yang Qraved lakukan kepada 13,890 koresponden, sebanyak 92% orang sadar
bahwa junk tidak memiliki nilai gizi dan manfaat bagi tubuh mereka namun mereka
terus mengkonsumsi makanan tersebut karena beberapa hal,
1. Sejumlah
62% koresponden mengaku mengkonsumsi junk food karena praktis dan mudah untuk
mendapatkannya.
2. Sejumlah
19% mengaku menyantap junk food karena rasanya yang enak.
3. Sejumlah
18% mengaku melahap junk food karena kesibukan kerja mereka.
Kurangnya
pemahaman warga mengenai apa itu junk food menjadi salah satu alasan tingginya
jumlah konsumsi junk food di Jakarta. Banyak orang yang terkecoh dengan arti
junk food. Setidaknya ada 57% koresponden mengartikan junk food sebagai makanan
dari restoran cepat saji (fast food) seperti burger dan ayam tepung. Selain itu
89% orang juga tidak melakukan pengecekan tentang kandungan nutrisi dalam tabel
nutrisi pada kemasan junk food yang dikonsumsi.
World
Health Organization (WHO) menyatakan bahwa junk food adalah yang mengandung
jumlah lemak yang besar, garam, gula, kalori dan rendah nutrisi, vitamin,
mineral dan serat. Makanan tersebut seperti fast food, gorengan, makanan
kaleng, soft drink, permen, asinan hinggasnacks (makanan ringan).
Berdasarkan
jenis makanannya
1. Fast
food menempati peringkat teratas sebagai makanan junk food yang paling sering
dikonsumsi dengan jumlah 71%.
2. Selanjutnya
gorengan dan makanan ringan menjadi junk food kedua yang sering dikonsumsi
dengan jumlah 26%.
3. Ketiga
makanan kaleng dan soft drink (minuman bersoda) dengan jumlah 2%
4. Terakhir
adalah makanan jenis permen dan asinan dengan jumlah 1%.
Berdasarkan
hasil survei, 45% orang mengkonsumsi junk food tiga kali/ minggu. Kemudian
sebanyak 20% mengaku mengkonsumsi junk food dua kali/ minggu, 18% koresponden
mengkonsumsi hanya satu kali junk food/ minggu, kemudian 9% mengkonsumsi junk
food lebih dari lima kali/ minggu, terakhir 8% koresponden menyatap 4 kali junk
food dalam seminggu.
Membatasi
konsumsi junk food tentu bukan tanpa alasan. Pasalnya junk food memiliki dampak
buruk bagi kesehatan seperti obesitas, jantung, diabetes, stroke, kecanduan dan
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Tidak mudah memang menghindari godaan junk
food, walau kita semua tahu bahwa makan tersebut tidak mengandung zat gizi yang
dibutuhkan tubuh. Sebaiknya seimbangkan pola makan dengan olahraga rutin,
perhatikan cara masak dari junk food yang Anda konsumsi. AYO SEHAT BERSAMA!
Daftar
pustaka
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/05/alasan-kenapa-orang-indonesia-memilih-fast-food
diakses pada tanggal 6 November 2017 pukul 17.00
http://poskotanews.com/2016/08/17/52-persen-warga-jakarta-sarapan-dengan-junk-food/ diakses pada 6 November 2017 pukul 18.05